Rafting di Sungai Citarik bareng Arus Liar

Ini pengalaman pertama  saya rafting. Tapi jangan khawatir, selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu kan.

Dalam bayangan saya sebelumnya kalau melihat foto atau video rafting, tingkat kesulitannya tinggi. Soalnya harus mendayung ditengah arus yang kelihatannya mengerikan. Belum lagi kalau misalnya banyak batu-batu, pasti kebayangnya nanti kalau jatuh kepentok gimana.

Rafting Citarik
Rafting Citarik

Tapi semua bayangan mengerikan itu seketika hilang ketika saya mencobanya sendiri. Hari Sabtu kemaren saya menuju Sukabumi tepatnya di Arus Liar ingin menjajal sungai Citarik. Katanya Jakarta-Cikidang, Sukabumi normalnya 4 jam, tapi saya harus menempuh waktu 7 jam. Rencana saya untuk rafting jam 1 siang gagal sudah, karena baru sampai site aja jam 1 siang. Mungkin ini salah saya juga sih. Jadi gini ceritanya, karena sudah stuck di jalan gara-gara macet di Sukabumi yang entah lupa disebelah mananya, akhirnya saya mengikuti jalur alternatif yang diberikan oleh Google maps. Disini saya baru sadar, seharusnya saya tak percaya sepenuhnya dengan aplikasi ini. Iya sih jalalannya sepi tapi jelek. Udah terlanjur masuk ya udah diterusin dengan harapan akan menemui jalan raya yang mulus. Ternyata nggak juga nemu. Jarak tempuhnya jadi pendek sih, tapi kalau begini caranya mobil saya yang hancur. Akhirnya saya tutup Google maps, mending nanya orang deh. Akhirnya ditunjukin jalur yang benar yang bisa tembus ke jalan raya.

Yeay!
Yeay!
Yippy.. lulus :D
Yippy.. lulus 😀

Saya nginep di Kampung Ngaloen yang ratenya 395.000/orang isi 2 orang. Harga berbeda tergantung tipe cottage dan jumlah orang yang menempati.Disini ada 3 tipe cottage, pun kalau mau pakai tenda juga bisa.  Viewnya keren karena langsung depan Sungai Citarik, apalagi ada air terjunnya. Saya bisa main air dan mandi-mandi disitu termasuk ngeliat orang yang lagi rafting. Harga segitu udah ditanggung breakfast sama makan malam. Makan siang include ke paket rafting.

Mungkin misua terobsesi jadi Samson, makanya angkat-angkat batu ;p
Mungkin misua terobsesi jadi Samson, makanya angkat-angkat batu ;p

Akhirnya minggu pagi kami rafting juga. Mulai jam 8 pagi. Sebelum mulai, kami di brief dulu. Ternyata ada kode-kodenya dan cara pegang alatnya. Yang jelas rafting ini aman banget karena ada helm dan life jacketnya. Selama rafting nggak cuma monoton dayung aja, tapi bisa berenang di spot tertentu. Ditambah lagi guidenya juga kocak, kadang malah sengaja nyeburin kita.Sempet jatuh-jatuh waktu diawal, mungkin belum seimbang tapi setelah itu asik aja loh. Walaupun kejebur juga malah ok-ok aja,malah seru!

Selain itu beberapa kali kami melihat biawak nangkring dibatu atau di pinggir sungai. Mau banget deh di lihat sama kita 😀  Lihat banyak biawak disekitar situ which means  keseimbangan alamnya masih lumayan bagus karena masih ada satwa liar disitu ( nggak mungkin kan biawak diternak :p). Oh iya saya ambil yang 9 km sekitar 2 jam harganya 295.000/orang . Kalau mau lihat pricelist lengkapnya bisa disini. Nggak usah ragu-ragu deh kalaupun baru nanya-nanya aja. Orangnya ramah banget kok. Makanya saya nyaman disini dan lagi masakannya juga lumayan enak kok.

Seru kan
Nusa Cottage menjelang malam
Nusa Cottage menjelang malam

Anyway, kalau mau foto saat rafting saran saya langsung aja pesen yang soft copynya. Emang sih harganya lumayan 150.000/CD tapi daripada di cetak malah nanti ilang atau rusak kan.  Nggak cuma rafting aja loh. Disini juga bisa gathering, paint ball, flying fox, dll. Tergantung permintaanya apa yang penting berhubungan sama alam dan aktivitas ya.

 

 

Bus Trans Jakarta Mulai Berbenah

Siapa yang jadi penumpang bus Trans Jakarta disini, ayo ngacung!

Saya adalah salah satu pengguna setianya. Yah walaupun baru awal tahun ini sih tapi kalau dirasa-rasa ini salah satu moda transportasi favorit saya. Motivasi awalnya sebenarnya karena capek aja nyetir motor atau males nebeng suami pakai mobil. Kalau naik motor harus full konsentrasi ngeliatin jalan, ditambah kaki pegel apalagi kalau macet dan pantat sakit kalau kelamaan duduk. Naik mobil dari rumah enaknya saya langsung bisa tidur sih, tapi karena harus jalan di jalur biasa jadi berangkatnya harus pagi-pagi bener, belum pulangnya. Intinya pulang pergi macet…

Bus Trans Jakarta dan Mbak-mbak penjaga pintu (Sumber:new liputan 6)

Nah kalau naik busway (anyway, orang-orang disini nyebutnya bukan bus trans jakarta mungkin karena kepanjangan atau mungkin lebih gampang, entahlah yang jelas saya jadi ikut-ikutan juga) saya bisa berangkat dari rumah jam 6.30 pagi sampai ragunan lima belas menit dan nunggu paling 15 menit tapi dijamin dapet duduk karena station pertama. Kecuali saya udah mepet banget jam 7 baru deh berdiri. Cuma 45 menit kok ke kantor. Banyak hal-hal yang saya temui selama saya jadi penumpang Busway ini.

Macem-macem bentuk dan kelakuan manusia

Disetiap busway ada kursi-kursi prioritas untuk ibu hamil, ibu dengan anak kecil, kaum difable dan orang tua namun sayangnya terkadang ada aja orang yang pura-pura “bego” nggak tahu kursi prioritas ini. Nggak sekali dua kali saya lihat ada orang tidur entah tidur beneran atau pura-pura tidur yang nggak mau ngasih kursinya. Untungnya masih banyak orang baik juga yang biasanya  orang yang duduk bukan di kursi prioritas yang bersedia ngasih kursinya. Padahal yah mas-mas atau mak-mbak penjaga pintu busway udah bangunin loh, tapi entahlah dimana hatinya.

Duduk di bagian tangga dan ngedeprok samping supir. Selama masih ada ruang walaupun itu menyalahi aturan keselamatan pokoknya bisa aja dimanfaatkan. Mungkin cuma di Indonesia duduk di tangga pintu keluar sama ngedeprok dekat persneleng mobil sah-sah aja. Kalau yang ditangga pintu keluar saya juga pernah. Hahaha. Maafkan ya. Lumayan biar bisa rehat.

Busway itu dipakai oleh semua level manusia dari miskin sampai kaya. Kemaren, saya lihat seorang ibu dan anak yang nggak pake sendal, bawa karung yang entah apa isinya. Kalau dari segi penampilan bisa dibilang mungkin pemulung. Tapi dia naik busway. Busway ini memang sangat terjangkau sih. Hanya Rp. 3.500 sekali jalan. Apalagi kalau sebelum jam 7 pagi cuma Rp. 2000

Manajemen Bus trans jakarta yang mulai berbenah

Saya masih ingat sebelum saya menggunakan busyway, banyak sekali pemberitaan negatif tentang transportasi ini terutama sumber daya manusianya. Masih ingat nggak kasus penumpang yang dicabuli padahal dia sedang pingsan. Pelaku akhirnya dipecat. Memang seharusnya begitu, tindakan yang menyalahi moral dan aturan harus diberi hukuman tegas.

Memang sih yang namanya ngantri dan penuh sesak terutama pada jam-jam kerja tidak bisa dihindari. Tapi saya perhatikan armadanya saat ini sudah mulai ditambah. Dulu waktu saya pakainya feeder busway dari Ragunan ke Semanggi, bus itu nggak ada penjaga pintunya. Jadi sebanyak apapun orang yang ngantri maunya masuk semua ke busway. Nah sekarang setiap bus pasti ada satu penjaga pintunya. Jadi mereka bisa ngatur masuk naiknya penumpang. Yang bikin salut itu, para penjaga pintu ini harus berdiri sepanjang perjalanan. Entah itu sepi atau rame. Mungkin kalau sepi mendingan kali ya. Kalau pas penuh, mereka berdiri aja susah dan desak-desakan sama penumpang lainnya, entah apa rasa kakinya. Apalagi sekarang bukan hanya cowok loh, cewek juga banyak yang jadi penjaga pintu.

Menerobos kemacetan ibukota (sumber :beritatrans)

Bukan satu dua kali sekarang saya lihat orang difable mau naik angkutan moda ini. Pernah waktu itu ada ibu-ibu bawa tongkat, waktu mau turun saya tawari beliau buat nuntun keluar. Tapi ibu-ibu malah bilang “sama masnya aja” sambil nunggu abang-abang penjaga pintu. Artinya mereka udah percaya kalau mereka akan dibantu.

Pernah ngalamin kejadian kehilangan dompet nggak? entah itu dicuri atau benar-benar hilang. Nih ada pengalaman dari kaskuser yang pernah kehilangan dompetnya di busway tapi dompetnya bener-bener balik lagi tanpa kurang satu apapun. Bus trans  jakarta memang punya call centre buat pengaduan. See, mereka berusaha untuk berbenah.

Walaupun disana-sini masih ada kekurangan paling tidak manajemen bus Trans Jakarta sudah mau mulai berubah. Mungkin hal ini juga tidak terlepas dari peran pemimpin Jakarta yang keras untuk mensterilkan jalan dan perubahan manajemen. Bagian ini bukan maksud promosi siapa-siapa loh, kalau bagian pemilihan gubernur hak anda masing-masing :p

Sekarang semakin banyak orang yang memarkir mobilnya di rumah dan di Ragunan (pool tempat saya berangkat) termasuk saya yang sudah capek dengan kendaraan pribadi di Jakarta, kecuali kalau kepepet ya beda kasus.

Semoga karyawan di bus Trans Jakarta selalu diberi kesehatan di tengah tugas dan ganasnya ibu kota. Hadirmu kini sungguh berarti ….

 

 

The Raid 2: Berandal, Sadis tapi seru!!!

Siapa coba yang tidak bangga saat film Indonesia go international, dan bioskop penuh gara-gara ini.
The Raid 2 ini contohnya yang secara nyata menunjukkan kualitasnya. Bukan film Indonesia yang ecek-ecek yang nggak ada mutu, tapi menurut saya film ini asli seru!

Saya dan dua orang teman nonton di AMC Manchester dengan tiket student yang cuma 4.8 pounds. Awalnya saya kira yang nonton cuma kami bertiga, tapi ternyata bioskop hampir penuh. Wow. Rasanya nonton film Indonesia di negeri orang itu beda. Bukan karena mau pamer atau apa, tapi kebahagiaan tersendiri sekaligus kebanggaan. Ngelihat tebu aja kita udah histeris, ngelihat daerah blok M yang merupakan daerah tempat tinggal saya jadi takjub sendiri, bis trans jakarta, bahkan ngeliat iko uwais makan tempe sama tumisan di penjara aja rasanya nikmat banget. Hahaha, jadi rindu serindunya sama Indonesia dan suami *eh

[youtube:https://www.youtube.com/watch?v=MG9uFX3uYq4%5D

Well, cerita diawali dari Rama (Iko) setelah the Raid 1, mau nggak mau dia terpaksa harus nyamar lagi masuk ke penjara. Awalnya sih dijanji cuma beberapa bulan eh ternyata sampai 2 tahun buat ngedeketin Uco (Arifin Putra) anak gangster besar di Jakarta. Adegan berantem di kamar mandi sama adegan di tanah lapang pas ujan-ujan itu keren banget (ah andaikan menemukan kata lain selain keren) Apalagi waktu Rama latihan didalam penjara ngehajar tembok. Tangan saya ikutan ngilu. Gini-gini saya dulu pernah aktif di karate loh. Push up dengan tangan mengepal di aspal itu jadi makanan saya sehari-sehari.

Singkat cerita, akhirnya Rama berhasil jadi temannya Uco dan dibawalah Rama ke bapaknya Uco. Ada adegan lucu dan menegangkan waktu Rama di suruh buka baju, semua bajunya harus dibuka. Yak, semua… Hahaha.
Saya juga suka sosok Koso, pembunuh berdarah dingin yang rambutnya gondrong dan bajunya kucel tapi sangat setia sama keluarga Bangun. Walaupun akhirnya dia jadi korban umpan Uco. Tapi satu yang saya heran, SEJAK KAPAN DI JAKARTA ADA SALJU!!! wakakak. Jadi waktu Koso dibantai, di nightclub, keluar-keluar eh bersalju. Mungkin sang sutradara ingin menunjukkan efek berdarah-darahnya kali yak. Tapi kan jadi mengaburkan musim di Jakarta. Entar dikira di Indonesia ada 4 musim lagi. Wakakak

Perebutan daerah kekuasaan yang memicu antar gangster ini berperang, adegan kejar-kejaran Eka sama grupnya Bejo waktu Rama disandra itu juga keren. Berantem di dalam mobil itu yang sempit itu nggak gampang loh. Tapi mereka dengan apik meramunya. Eka, orang kepercayaan Bangun ternyata punya rahasia besar, cari sendiri ya rahasianya apa.
Oh iya, bakal ada adegan lucu waktu Uco, Rama and Eka nagih upeti ke penjual vcd and pembuat film porno. Temuin sendiri jawabannya juga ya, jangan kaget nanti.

Ada hammer girl and baseball boy, Jullie Estelle pemainnya yang kemana-mana bawa 2 palu tapi lumayanlah Jullie maennya dan ternyata disitu dia bisu. Adegan dikereta waktu Jullie nyerang Thomas Nawilis itu juga lumayan. Tapi dari keseluruhan saya suka adegan Rama tarung sama anak buahnya Bejo. Silatnya keliatan, kuda-kudanya mantap, ah seru deh pokoknya. Efek berdarah-darah dan sadis sangat menonjol di film ini. Tulang patah-patah juga terasa difilm ini, saya sampai merem-merem atau ngilu sendiri ngeliatnya.

Berhasil nggak Iko dalam menjalankan misinya? Well, nggak seru kalau nggak nonton sendiri. Siap-siap mental aja ya, teman saya sampai mual-mual pengin muntah waktu lihat film ini, siapin syal atau jaket buat nutup mata kalau nggak kuat. Film ini nggak disarankan kalau nggak kuat mental apalagi kalau dibawah 18 tahun. Seru pakai banget. Dibanding di Raid 1, Raid 2 ini lebih fantastis. Walaupun sutradanya Gareth Evans, rasa ke Indonesia an film ini nggak hilang dan saya senang nggak harus translate lagi karena pakai bahasa Indonesia. Hahaha, sekali-kali kita bikin orang luar yang pusing 😛

Film ini luar biasa-sadis-fantastis and keren 😀

Merinding nonton Yonex All England langsung di Birmingham

Norak ya… ember kapan sih saya nggak norak. Wajar donk, kan baru pertama. Hehehe *ngeles

Nggak kebayang sebelumnya bisa nonton All England LIVE!

Dulu saya  harus rebutan tv sama adek saya gara-gara dia masih kecil dan nggak suka nonton badminton. Padahal kalau saya sama bapak seneng banget nonton badminton. Sebelnya gara-gara posisi saya sebagai kakak, jadinya saya harus ngalah deh.

Kemaren saya nonton pas perempatfinal di Birmingham. Maunya sih ikut semua sampai final tapi banyak pertimbangan. Pertama, pesimis kalau nanti nonton sampai final malah nonton negara lain, bukannya pemain Indonesia. Kedua, masih ada assignment, yah walaupun bisa juga sih dikerjain jauh-jauh hari, tapi the power of kepepet kadang lebih menggoda daripada bikin jauh-jauh hari *jangan ditiru. Ketiga, ini alasan utamanya, kagak ada duit boo! Saya dari Manchester ke Birmingham paling nggak 2 jam. Belum lagi makan dan maennya yah walaupun bisa nginep di rumah temen, tetep aja mahal. Hahaha *edisi kere

Nyesel juga nggak nonton final soalnya Liliana/Tantowi sama Ahsan menang. Tapi ga masalah juga sih yang penting saya bisa foto bareng Kido sama Gideon yeay!!! di Indonesia aja belum tentu nemu tuh. Mereka baik banget loh padahal baru selesai tanding, kan cape. Sampai bule aja ikutan ngantri buat foto bareng. Keren, ternyata bukan hanya jadi idola di Indonesia. Kalo Liliana sempetlah foto bareng walaupun cuma sama bannernya doank. Hahaha

Bareng akang Kido and Gideon ^^

Bareng akang Kido and Gideon ^^

Saya berangkat dari Manchester pagi karena mau muter-muter Birmingham dulu. Birmingham itu kota kedua di Inggris yang paling banyak orang Indonesianya loh. Kalau dibandingin Manchester lebih seru Manchester sih, lebih banyak tempat maennya. Birmingham lebih kecil. Saya sehari aja udah abis :p Tapi lumayan loh, nemu buffet buat makan siang itu cuma £5  enak lagi dan yang jelas halal. Yah walaupun semuanya harus dilayani sendiri. Jadi kita cuma dilepas aja, wong yang mempersilahkan masuk, yang bersihin meja, yang jadi kasir cuma satu orang. Hahaha. Keren deh, padahal rame loh. Pas banget buat mahasiswa seperti saya. Hihihi

Back to All England lagi yak. Emang yah dimana-mana kalau orang Indonesia ngumpul pasti rame, ribut and heboh sampai-sampai yang diliput media suporter Indonesia mulu. Gimana nggak heboh, muka dicoreng-coreng, foto-foto disetiap sudut, apapun itu difoto, udah gitu ributnya nggak ketinggalan padahal pertandingannya aja belum dimulai. Kita udah heboh duluan diluar. Tambah seru lagi karena ketemu temen-temen Indonesia dari berbagai kota. Jadi kayak reuni, walaupun awalnya nggak kenal. Hihihi

Pertandingan dimulai kita udah siap perlatan tempur, dari bendera, terompet sama *pemukul (aduh saya nggak tahu istilahnya dua benda panjang putih yang bisa ngeluarin bunyi keras kalau dipukul, terbuat dari plasti :D) Inget banget kemaren yang pertama kali maen Kido sama Gideon, kita teriak-teriak tuh. Asli merinding saya neriakin INDONESIA. Perasaan kalau nyanyi Indonesia raya nggak semelow ini rasanya, mungkin karena bukan di Indonesia dan melihat orang sedang memperjuangkan nama Indonesia. Jadi walaupun suara habis buat teriak-teriak, seneng deh. Eh Kido belum selesai Liliana sama Tantowi yang maen. Perhatian kita jadi terbelah donk. Apalagi Kido sempet ketinggalan Liliana juga, lah mau dukung yang mana nih. Bingung boo!

Mungkin the power of teriak-teriak kali yak, percaya nggak sih waktu Liliana ketinggalan terus  kita teriakin Butet! entah itu berapa kali, lama-lama bisa ngejar loh. Ngerasanya tuh seneng deh, teriakan-teriakan norak kita ternyata nggak sia-sia. Hahaha. Kalau dibandingin sama tuan rumah yang jumlahnya mungkin berpuluh kali lipat dari suporter Indonesia, mereka itu adem ayem tentrem, paling cuma tepuk tangan aja. Kagak ada itu acara teriak-teriak. Paling satu dua, itu pun cuma “Go England” akhirnya kami yang orang Indonesia malah ikut-ikutan teriak ‘Go England!’ Abisnya kalau nggak ada yang nyaut kan kasian. Udah gitu temen bilangnya biar nggak diusir dari stadion. Eh beneran loh, dua bule yang duduk di sebelah saya nggak tahan sama teriakannya and hebohnya superter Indonesia. Jadinya mereka pindah deh. Wakakak, kocak deh kalau inget itu

dan sampai akhirnya Liliana and Achsan menang deh. Apalagi buat ganda putra, setelah 11 tahun akhirnya emas bisa kembali ke Indonesia. Saya bangga, punya jawara badminton seperti kalian semuanyah 😀

 

Indonesia!!!!! prok prok prok
Indonesia!!!!! prok prok prok

 

Disudut City Centre Birmingham
Disudut City Centre Birmingham

 

 

 

 

Kalau mau pintar, maenlah ke museum!

Dimana museum di Indonesia yang ramai pengunjungnya. Kalau di Kota tua, Jakarta seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang ataupun Museum Bank Indonesia saya yakin masih lumayan ramai sih. Saya sempat berkunjung kesana bareng mantan pacar sebelum terbang kesini. Hitung-hitung honeymoon ditengah ngejar-ngejar visa bulan September 2013. Ada yang mau sharing bagaimana kondisi museum kita? Mungkin jawabannya akan seragam, kurang terawat dan membosankan. Coba perhatikan deh museum Fatahillah yang jadi icon Kota Tua. Dengan membayar Rp. 5000 saya merasa seperti masuk ke rumah tua yang kurang terawat. Dibeberapa bagian banyak lantai kayu yang bolong-bolong dan kondisi objek yang dipamerkan tak kalah mengenaskan, berdebu, banyak bagian yang rusak dan itu-itu saja. Bisa diprediksi sekali kesana, pasti bosan dan ogah-ogahan kalau diajak masuk lagi. Sayang ya…

Museum Wayang yang saya kunjungi di sebelah Museum Fatahillah, saya anggap lebih beruntung. Dengan tiket yang sama kita bisa lihat koleksi wayang dari ujung Aceh sampai Papua. Display yang menarik, penerangan yang tepat, koleksi yang lengkap dan tertata apik dan bersih menjadikan museum ini menarik untuk dikunjungi. Dulu waktu pertunjukan wayang masih sering di kampung saya, saya sering diajak bapak untuk nonton. Walaupun saya nggak tahu dimana letak asiknya nonton bayangan dibalik kain putih saat malam hari, tapi museum wayang ini seperti membawa saya ke masa lalu yang menyenangkan dan menjadi bangga kalau ternyata masih ada terjaga adanya sampai sekarang.

Museum Wayang, Jakarta
Museum Wayang, Jakarta

Nampaknya kebiasaan maen ke museum masih jarang dilakukan oleh bangsa kita, termasuk saya kala itu. Bisa jadi karena dianggap kurang menarik, atau bagi sebagian masyarakat terlalu mahal atau mungkin saja memang masyarakat kita terlalu malas untuk melihat  “sejarah” bangsa kita sendiri. Mereka lebih suka ngemall atau nonton bioskop yang menurut mereka lebih keren walaupun lebih banyak ngabisin duit. 

Semenjak di Manchester dan menginjakkan kaki-kaki di kota-kota lain di UK, saya berusaha selalu maen ke museum. Saya merasa selalu menemukan hal yang menarik didalamnya. Bukan hanya isi museum itu sendiri, tapi belajar mengenai manusia-manusia yang berkunjung didalamnya. Kalau di Indonesia museum hanya rame pada saat weekend, tapi disini tidak. Hari-hari biasa pun banyak sekali pengunjungnya walaupun tidak sebanyak weekend.Banyak sekali  anak-anak sekolah yang didampingi gurunya maen ke museum. Mereka bebas bertanya dan meneliti. Sang guru akan membebaskan murid-muridnya mengeksplore apa yang mereka dapat dan menuliskannya. Tidak ada yang salah atau benar saat menuliskan apa yang mereka dapat. Sang guru akan  meng-guide anak-anak ini dibantu petugas museum. Akhirnya secara tidak sadar mereka telah belajar

Jangan bayangkan maen ke museum hanya lihat benda-benda dibelakang kaca dan mengamati saja. Ada berbagai acara yang memberikan kesempatan pengunjung untuk mengekplore lebih banyak terutama anak-anak. Menggambar, keterampilan tangan, story telling bahkan berkebun dan saya perhatikan anak-anak disini lebih banyak di museum saat weekend daripada ke mall, karena museum disini benar-benar tempat bermain sambil belajar. Mall disini jam 8 malam sudah tutup loh. Nggak kayak di Indonesia sampai tengah malam digeber terus.

National History Museum,London
National History Museum,London

Setiap orang tua disinipun aktif sekali membawa anaknya ke museum. Mereka dengan sabar menjawab pertanyaan anak-anaknya. Maen ke museum jadi aktifitas favorit keluarga. Sering saya melihat satu keluarga lengkap maen ke museum, bapak, ibu dan anak. Mau bawa berapa pun anak nggak masalah, karena sebagian besar museum disini GRATIS! kalau mau donasi silahkan.

Bosan? Ah tidak, serunya museum disini setiap beberapa minggu sekali ganti tema yang artinya objek yang dipamerkan akan ganti,  jadinya nggak akan bosan walaupun berkali-kali dikunjungi. Hobi saya kalau lagi suntuk maen ke Manchester Museum  yang dalam lingkungan kampus. Hihihi, lumayan kan cuci mata gratis sambil nambah ilmu.

British museum, London
British museum, London

Rasa penasaran pada sesuatu itu akan mendorong seseorang untuk belajar. Tidak hanya untuk orang tua, tapi anak-anak juga. Dengan maen ke museum rasa penasaran mereka terhadap sesuatu akan muncul karena melihat objek yang menarik dan ini akan mendorong mereka untuk belajar. Museum bukan lagi tempat yang kuno dan membosankan tapi tempat yang keren untuk dikunjungi.

Saya rasa ini salah satu faktor kenapa kita anggap orang-orang barat sana pinter-pinter. Kebiasaan dari kecil yang mendorong mereka mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Kita sebenarnya nggak kalah pinter loh. Hanya masalah kebiasaan aja sih 🙂

Hayuk, nilai positif yang bisa diambil dari maen ke museum ini semoga bisa diterapkan oleh keluarga-keluarga di Indonesia.