Siapa yang jadi penumpang bus Trans Jakarta disini, ayo ngacung!
Saya adalah salah satu pengguna setianya. Yah walaupun baru awal tahun ini sih tapi kalau dirasa-rasa ini salah satu moda transportasi favorit saya. Motivasi awalnya sebenarnya karena capek aja nyetir motor atau males nebeng suami pakai mobil. Kalau naik motor harus full konsentrasi ngeliatin jalan, ditambah kaki pegel apalagi kalau macet dan pantat sakit kalau kelamaan duduk. Naik mobil dari rumah enaknya saya langsung bisa tidur sih, tapi karena harus jalan di jalur biasa jadi berangkatnya harus pagi-pagi bener, belum pulangnya. Intinya pulang pergi macet…

Nah kalau naik busway (anyway, orang-orang disini nyebutnya bukan bus trans jakarta mungkin karena kepanjangan atau mungkin lebih gampang, entahlah yang jelas saya jadi ikut-ikutan juga) saya bisa berangkat dari rumah jam 6.30 pagi sampai ragunan lima belas menit dan nunggu paling 15 menit tapi dijamin dapet duduk karena station pertama. Kecuali saya udah mepet banget jam 7 baru deh berdiri. Cuma 45 menit kok ke kantor. Banyak hal-hal yang saya temui selama saya jadi penumpang Busway ini.
Macem-macem bentuk dan kelakuan manusia
Disetiap busway ada kursi-kursi prioritas untuk ibu hamil, ibu dengan anak kecil, kaum difable dan orang tua namun sayangnya terkadang ada aja orang yang pura-pura “bego” nggak tahu kursi prioritas ini. Nggak sekali dua kali saya lihat ada orang tidur entah tidur beneran atau pura-pura tidur yang nggak mau ngasih kursinya. Untungnya masih banyak orang baik juga yang biasanya orang yang duduk bukan di kursi prioritas yang bersedia ngasih kursinya. Padahal yah mas-mas atau mak-mbak penjaga pintu busway udah bangunin loh, tapi entahlah dimana hatinya.
Duduk di bagian tangga dan ngedeprok samping supir. Selama masih ada ruang walaupun itu menyalahi aturan keselamatan pokoknya bisa aja dimanfaatkan. Mungkin cuma di Indonesia duduk di tangga pintu keluar sama ngedeprok dekat persneleng mobil sah-sah aja. Kalau yang ditangga pintu keluar saya juga pernah. Hahaha. Maafkan ya. Lumayan biar bisa rehat.
Busway itu dipakai oleh semua level manusia dari miskin sampai kaya. Kemaren, saya lihat seorang ibu dan anak yang nggak pake sendal, bawa karung yang entah apa isinya. Kalau dari segi penampilan bisa dibilang mungkin pemulung. Tapi dia naik busway. Busway ini memang sangat terjangkau sih. Hanya Rp. 3.500 sekali jalan. Apalagi kalau sebelum jam 7 pagi cuma Rp. 2000
Manajemen Bus trans jakarta yang mulai berbenah
Saya masih ingat sebelum saya menggunakan busyway, banyak sekali pemberitaan negatif tentang transportasi ini terutama sumber daya manusianya. Masih ingat nggak kasus penumpang yang dicabuli padahal dia sedang pingsan. Pelaku akhirnya dipecat. Memang seharusnya begitu, tindakan yang menyalahi moral dan aturan harus diberi hukuman tegas.
Memang sih yang namanya ngantri dan penuh sesak terutama pada jam-jam kerja tidak bisa dihindari. Tapi saya perhatikan armadanya saat ini sudah mulai ditambah. Dulu waktu saya pakainya feeder busway dari Ragunan ke Semanggi, bus itu nggak ada penjaga pintunya. Jadi sebanyak apapun orang yang ngantri maunya masuk semua ke busway. Nah sekarang setiap bus pasti ada satu penjaga pintunya. Jadi mereka bisa ngatur masuk naiknya penumpang. Yang bikin salut itu, para penjaga pintu ini harus berdiri sepanjang perjalanan. Entah itu sepi atau rame. Mungkin kalau sepi mendingan kali ya. Kalau pas penuh, mereka berdiri aja susah dan desak-desakan sama penumpang lainnya, entah apa rasa kakinya. Apalagi sekarang bukan hanya cowok loh, cewek juga banyak yang jadi penjaga pintu.
Bukan satu dua kali sekarang saya lihat orang difable mau naik angkutan moda ini. Pernah waktu itu ada ibu-ibu bawa tongkat, waktu mau turun saya tawari beliau buat nuntun keluar. Tapi ibu-ibu malah bilang “sama masnya aja” sambil nunggu abang-abang penjaga pintu. Artinya mereka udah percaya kalau mereka akan dibantu.
Pernah ngalamin kejadian kehilangan dompet nggak? entah itu dicuri atau benar-benar hilang. Nih ada pengalaman dari kaskuser yang pernah kehilangan dompetnya di busway tapi dompetnya bener-bener balik lagi tanpa kurang satu apapun. Bus trans jakarta memang punya call centre buat pengaduan. See, mereka berusaha untuk berbenah.
Walaupun disana-sini masih ada kekurangan paling tidak manajemen bus Trans Jakarta sudah mau mulai berubah. Mungkin hal ini juga tidak terlepas dari peran pemimpin Jakarta yang keras untuk mensterilkan jalan dan perubahan manajemen. Bagian ini bukan maksud promosi siapa-siapa loh, kalau bagian pemilihan gubernur hak anda masing-masing :p
Sekarang semakin banyak orang yang memarkir mobilnya di rumah dan di Ragunan (pool tempat saya berangkat) termasuk saya yang sudah capek dengan kendaraan pribadi di Jakarta, kecuali kalau kepepet ya beda kasus.
Semoga karyawan di bus Trans Jakarta selalu diberi kesehatan di tengah tugas dan ganasnya ibu kota. Hadirmu kini sungguh berarti ….