The Raid 2: Berandal, Sadis tapi seru!!!

Siapa coba yang tidak bangga saat film Indonesia go international, dan bioskop penuh gara-gara ini.
The Raid 2 ini contohnya yang secara nyata menunjukkan kualitasnya. Bukan film Indonesia yang ecek-ecek yang nggak ada mutu, tapi menurut saya film ini asli seru!

Saya dan dua orang teman nonton di AMC Manchester dengan tiket student yang cuma 4.8 pounds. Awalnya saya kira yang nonton cuma kami bertiga, tapi ternyata bioskop hampir penuh. Wow. Rasanya nonton film Indonesia di negeri orang itu beda. Bukan karena mau pamer atau apa, tapi kebahagiaan tersendiri sekaligus kebanggaan. Ngelihat tebu aja kita udah histeris, ngelihat daerah blok M yang merupakan daerah tempat tinggal saya jadi takjub sendiri, bis trans jakarta, bahkan ngeliat iko uwais makan tempe sama tumisan di penjara aja rasanya nikmat banget. Hahaha, jadi rindu serindunya sama Indonesia dan suami *eh

[youtube:https://www.youtube.com/watch?v=MG9uFX3uYq4%5D

Well, cerita diawali dari Rama (Iko) setelah the Raid 1, mau nggak mau dia terpaksa harus nyamar lagi masuk ke penjara. Awalnya sih dijanji cuma beberapa bulan eh ternyata sampai 2 tahun buat ngedeketin Uco (Arifin Putra) anak gangster besar di Jakarta. Adegan berantem di kamar mandi sama adegan di tanah lapang pas ujan-ujan itu keren banget (ah andaikan menemukan kata lain selain keren) Apalagi waktu Rama latihan didalam penjara ngehajar tembok. Tangan saya ikutan ngilu. Gini-gini saya dulu pernah aktif di karate loh. Push up dengan tangan mengepal di aspal itu jadi makanan saya sehari-sehari.

Singkat cerita, akhirnya Rama berhasil jadi temannya Uco dan dibawalah Rama ke bapaknya Uco. Ada adegan lucu dan menegangkan waktu Rama di suruh buka baju, semua bajunya harus dibuka. Yak, semua… Hahaha.
Saya juga suka sosok Koso, pembunuh berdarah dingin yang rambutnya gondrong dan bajunya kucel tapi sangat setia sama keluarga Bangun. Walaupun akhirnya dia jadi korban umpan Uco. Tapi satu yang saya heran, SEJAK KAPAN DI JAKARTA ADA SALJU!!! wakakak. Jadi waktu Koso dibantai, di nightclub, keluar-keluar eh bersalju. Mungkin sang sutradara ingin menunjukkan efek berdarah-darahnya kali yak. Tapi kan jadi mengaburkan musim di Jakarta. Entar dikira di Indonesia ada 4 musim lagi. Wakakak

Perebutan daerah kekuasaan yang memicu antar gangster ini berperang, adegan kejar-kejaran Eka sama grupnya Bejo waktu Rama disandra itu juga keren. Berantem di dalam mobil itu yang sempit itu nggak gampang loh. Tapi mereka dengan apik meramunya. Eka, orang kepercayaan Bangun ternyata punya rahasia besar, cari sendiri ya rahasianya apa.
Oh iya, bakal ada adegan lucu waktu Uco, Rama and Eka nagih upeti ke penjual vcd and pembuat film porno. Temuin sendiri jawabannya juga ya, jangan kaget nanti.

Ada hammer girl and baseball boy, Jullie Estelle pemainnya yang kemana-mana bawa 2 palu tapi lumayanlah Jullie maennya dan ternyata disitu dia bisu. Adegan dikereta waktu Jullie nyerang Thomas Nawilis itu juga lumayan. Tapi dari keseluruhan saya suka adegan Rama tarung sama anak buahnya Bejo. Silatnya keliatan, kuda-kudanya mantap, ah seru deh pokoknya. Efek berdarah-darah dan sadis sangat menonjol di film ini. Tulang patah-patah juga terasa difilm ini, saya sampai merem-merem atau ngilu sendiri ngeliatnya.

Berhasil nggak Iko dalam menjalankan misinya? Well, nggak seru kalau nggak nonton sendiri. Siap-siap mental aja ya, teman saya sampai mual-mual pengin muntah waktu lihat film ini, siapin syal atau jaket buat nutup mata kalau nggak kuat. Film ini nggak disarankan kalau nggak kuat mental apalagi kalau dibawah 18 tahun. Seru pakai banget. Dibanding di Raid 1, Raid 2 ini lebih fantastis. Walaupun sutradanya Gareth Evans, rasa ke Indonesia an film ini nggak hilang dan saya senang nggak harus translate lagi karena pakai bahasa Indonesia. Hahaha, sekali-kali kita bikin orang luar yang pusing 😛

Film ini luar biasa-sadis-fantastis and keren 😀